Chapter 7 – Tiga hari sebelum semester baru - E-NovelsHub
TL: Kazue Kurosaki
------------------------------------------
Kicauan serangga cukup enak didengar.
Aliran sungai yang diterangi cahaya bulan di hutan utara pada malam hari memiliki suasana unik yang dapat menstabilkan pikiran seseorang.
aku duduk di depan api unggun yang menyala-nyala, sambil menyiapkan ikan.
Selama 3 hari terakhir, aku telah melakukan banyak pekerjaan hanya untuk bertahan hidup.
Tempat penampungan sementara itu sudah menjadi cukup layak.
Awalnya terbuat dari kayu, kain, dan dedaunan, atap ini diperkuat dengan tanah liat dari tepi sungai, sehingga tampak lebih meyakinkan. Sambungan antar-penopang kini lebih kokoh, dan atap tidak memiliki celah yang dapat bocor, bahkan jika hujan.
Namun, aku perlu memperkuat strukturnya, karena mungkin tidak akan mampu menahan berat tanah liat. Dalam proses itu, ukurannya juga bertambah besar.
Bagaimana dengan makanannya?
aku menemukan garam batu di bagian hilir sungai yang mengarah ke pantai. aku menghancurkan potongan-potongan garam batu untuk digunakan sebagai bumbu.
Selain itu, aku bisa mencoba memasak di batu-batu datar lebar yang aku temukan di tepi sungai alih-alih di atas pemanggang.
“aku mulai terbiasa dengan hal ini sekarang.”
Joran pancing darurat yang aku buat tidak dapat menangkap ikan besar, tetapi aku kadang-kadang berhasil menangkap sesuatu yang dapat dimakan seperti ikan bluegill, meskipun sebagian besarnya adalah ikan kecil.
aku sudah cukup terampil dalam menyiapkan ikan.
Dengan menggunakan belati upacara yang telah menjadi alat bertahan hidup, aku mengeluarkan isi perut ikan dan membuang isinya.
Kemudian aku mengikis sisik-sisik besarnya dengan pisau dan membuat potongan-potongan pada ikan untuk membantu garam meresap sebelum memanggangnya di atas batu datar.
(Kamu telah menyelesaikan hidangan baru)
Ikan Bluegill Panggang dengan Garam: Ikan bluegill panggang yang ditangkap dari tepi sungai, dibumbui dengan garam. Sederhana, tetapi cita rasa bahan-bahannya disajikan dengan baik.
Level Memasak: ●◐○○○
(Kemampuan memasakmu telah meningkat.)
Dan ini adalah perkembangan baru.
Tidak ada pesan seperti itu ketika aku memasak ikan secara asal-asalan, tetapi saat aku mulai menyiapkan dan membumbui bahan-bahan dengan benar, tingkat keterampilan memasak aku mulai meningkat.
Keterampilan hidup tercermin dalam proses naik level. Oleh karena itu, aku mengeluarkan cermin upacara untuk melihat wajah aku dan memeriksa informasinya lagi.
(Nama: Ed Rothtaylor)
Jenis Kelamin: Pria
Usia: 17
Kelas: 2
Ras: Manusia
Prestasi: Tidak Ada
Kekuatan 3
Kecerdasan 4
Ketangkasan 8
Kemauan 7
Keberuntungan 6
Rincian Keterampilan Tempur>>
Rincian Keterampilan Sihir>>
Rincian Keterampilan Harian>>
Rincian Keterampilan Alkimia>>
Statistik ketangkasanku meningkat dari 7 ke 8.
Dalam ‘The Failed Swordsman of the Sylvania,’ penguasaan berbagai keterampilan hidup sangatlah penting.
Keterampilan seperti memasak, konstruksi, pengerjaan kayu, dan alkimia tidak hanya menciptakan berbagai objek berguna tetapi juga memiliki implikasi praktis untuk kemampuan tempur.
Khususnya, statistik ketangkasan berkaitan erat dengan persepsi sensori halus, menangkap aliran kekuatan dan gerakan kecil.
Meskipun sedikit tumpang tindih dengan sihir, ia dapat membuat perbedaan berarti dalam ilmu pedang, memanah, atau bahkan alkimia.
aku tidak yakin kapan peningkatan atribut terjadi, tetapi keuntungan 1 poin dalam ketangkasan sungguh signifikan.
Lagi pula, makin tinggi atributnya, makin sulit untuk ditingkatkan.
Mungkin tidak butuh waktu lama untuk menaikkan atribut level 3-4 ke 7-8, tetapi saat kamu mendekati spesifikasi tertinggi 20 dan lebih, kamu mungkin harus menyelesaikan misi legendaris hanya untuk mendapatkan satu poin atribut.
‘Sebagian besar keterampilan hidup berkaitan erat dengan ketangkasan.’
Kemampuan tempur: Kekuatan, Kecekatan, Tekad. Kemampuan sihir: Kecerdasan, Tekad, Keberuntungan. Kemampuan hidup: Kecekatan, Tekad. Kemampuan alkimia: Kecerdasan, Keberuntungan.
Mungkin tampak rumit, tetapi intinya adalah bahwa setiap kemampuan dipengaruhi oleh statistik yang berbeda.
aku mengambil sepotong daging ikan dan memasukkannya ke dalam mulutku. Rasanya cukup lezat dengan garam yang meresap.
Aku meneguk air dari sungai lalu duduk di atas batu besar yang kubawa untuk kugunakan sebagai kursi.
“Masih banyak yang harus dilakukan…”
Tempat berlindung yang terbuat dari kayu itu awalnya terasa tidak nyaman, tetapi lama-kelamaan menjadi cukup nyaman.
aku punya banyak pakaian cadangan.
Makanan masih bisa diatur, untuk saat ini, menangkap ikan dan memetik buah beri dan sebagainya dari hutan.
aku tidak bisa mengatakan bahwa aku hidup dalam kemewahan, tetapi itu adalah sesuatu yang dapat aku tingkatkan secara bertahap.
“aku perlu membuat rak pengering untuk mencuci pakaian, dan aku bisa membuat sesuatu yang darurat untuk itu… aku perlu mengenal beberapa tanaman yang bisa dimakan jika aku ingin membuat variasi makanan… Mungkin ada beberapa buku terkait di perpustakaan Profesor Hall? aku ingin mengandalkan tidak hanya memancing dan mencari makan tetapi juga mencoba berburu.”
Kemarin, saat berjalan-jalan di hutan, aku melihat babi hutan berkeliaran. Tampaknya ada juga hewan lain seperti kelinci dan tupai.
Pulau Acken adalah lokasi Akademi Sylvania, dan berada di tengah-tengah penindasan monster besar-besaran. Monster yang mengancam kehidupan manusia jarang terlihat, tetapi ada banyak hewan liar yang merupakan bagian dari alam itu sendiri.
Berburu bukanlah pilihan; itu adalah suatu keharusan. Bukan hanya untuk persediaan daging, tetapi juga karena jika aku dapat mengumpulkan lemak dari hewan, kualitas masakanku dapat ditingkatkan.
“Sekarang setelah kupikir-pikir, aku juga butuh beberapa peralatan memasak…”
Peralatan upacara yang digunakan selama acara akademi adalah semua peralatan rumah tangga yang aku miliki. Belati upacara, mangkuk logam, dan cermin. Semua harus dijaga kerapiannya, tetapi tidak ada waktu untuk memikirkan formalitas seperti itu pada tahap ini.
Belati upacara itu sudah rusak parah, dan tidak mungkin mangkuk atau cermin itu bisa tetap bersih. Tidak ada cara lain.
“Jika aku hanya punya panci, pisau dapur, sendok sayur, dan beberapa mangkuk untuk menaruh makanan, itu akan sangat praktis…”
aku mulai mencatat berbagai barang yang aku butuhkan di tanah dengan ranting. aku tidak bisa meninggalkan Pulau Acken saat ini dan tidak punya uang, tetapi jika aku berhasil mendapatkannya, ini adalah barang-barang yang sangat ingin aku beli.
“Masih banyak yang harus dilakukan… Tinggal 3 hari lagi sebelum sekolah dimulai… Huh…”
Aku menghela napas dalam-dalam dan meregangkan tubuhku.
Akan tetapi, situasi tempat tinggalku menjadi agak layak huni.
Tempat tinggalku, yang dengan tekun aku susun selama seminggu terakhir, kini akhirnya tampak seperti sesuatu yang bisa disebut ‘perkemahan’.
Tempat berlindung dari kayu, tempat aku berusaha paling keras.
Api unggun yang dikelilingi kerikil untuk pengelolaan yang efisien.
Di atasnya terdapat batu datar lebar yang menggantikan jeruji masak.
Di sebelahnya terdapat barang-barang pribadiku dari Ophelius Hall, tersusun rapi, berikut berbagai perkakas rumah tangga buatanku sendiri yang juga tertata rapi.
“Hari ini, mungkin… aku akan mencoba membuat busur dari sutra.”
Sangat membantu bahwa di antara barang-barang yang aku bawa ada sutra yang dicampur dengan kain. aku harus meneteskan air mata untuk mengurai kain halus itu, tetapi bagaimanapun juga, tali pancing itu berasal dari benang sutra, dan itu membantu mengikat atap tempat berteduh.
Karena kualitasnya cukup tinggi dan kuat, tali busurnya dapat dipelintir dan digunakan sebagai tali busur tanpa masalah. aku sudah menemukan pohon yang cocok untuk rangka busur di hutan.
Jika aku bisa membuat busur dan menguasai penggunaannya, itu akan sangat membantu.
Di atas segalanya, keterampilan memanah sangat cocok dengan keterampilan magis dan produksi kehidupan.
Jika saja aku dapat memodifikasi anak panah atau menyihirnya, efektivitasnya akan meroket.
Jika aku dapat mengisi keterampilan senjata tambahan itu terlebih dahulu, hal itu akan secara langsung memengaruhi pertumbuhan keterampilanku di masa mendatang.
Pengalaman menunjukkan kepadaku bahwa jika kamu mencoba belajar dengan tergesa-gesa, keterampilan memanah akan tertinggal dibandingkan keterampilan khusus lainnya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan.
Bersiaplah menghadapi hal yang tidak terduga. Tidak peduli seberapa sibuknya, teruslah melangkah maju dan urus apa yang perlu dilakukan.
“Sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang lagi.”
Aku memutar bahuku untuk mengendurkan otot, bersiap untuk kembali mengerjakan kerajinan. Sepertinya aku akan tidur larut malam lagi malam ini.
Dean McDowell mengusap kumisnya sambil tersenyum puas. Sudah lama ia tidak tersenyum seperti ini.
Untuk seseorang dengan sifat lembutnya, peran sebagai Dekan Departemen Sihir Sylvania sangatlah berat.
Bukan hanya mahasiswa eksentrik di jurusan sihir, tetapi bahkan para profesornya sendiri sangat egois. Karena dipukul-pukul saat mencoba menengahi mereka, rambut hitam McDowell yang dulu berkilau perlahan-lahan berubah menjadi putih.
Jika melihat para dekan di Departemen Tempur dan Alkimia, mereka tampak tidak berjuang sekuat dirinya, yang membuatnya terkadang berpikir bahwa posisinya jauh lebih memberatkan.
Namun, ada kalanya dia merasa dihargai atas usahanya.
Sambil memeriksa laporan tugas kelas untuk siswa tahun pertama Sylvania, bibirnya melengkung membentuk senyum.
Jajaran siswa tahun pertama di Departemen Sihir Sylvania tahun ini bagaikan tambang emas.
Bakat berkilau dari berbagai permata mentah bahkan membuat jantung McDowell yang sudah tua berdebar-debar.
Pertama adalah indikasi bahwa Profesor Glast secara pribadi telah menugaskan tiga siswa ke kelas A.
Bukan hanya para mahasiswa tetapi bahkan para profesor tingkat tinggi yang menggelengkan kepala melihat ketangguhan Profesor Glast telah menyetujui tiga mahasiswa.
‘Tombak Dedaunan, Zix,’ orang yang mengembangkan bakatnya bahkan di lingkungan yang keras di dataran utara.
Putri tunggal ‘Raja Emas,’ Elte Keheln, yang memimpin perusahaan dagang Elte, ‘Putri Emas Lortelle.’
Dan seorang gadis, tanpa keluarga yang diketahui atau masa lalu yang jelas, namun dengan bakat yang sangat luar biasa saja, telah membuat Profesor Glast bertepuk tangan, ‘Si Pemalas Lucy.’
Khususnya mengenai Lucy Mayrill, bahkan McDowell tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya atas pujian dari Profesor Glast.
– ‘Dia terlahir dengan kualitas Penyihir hebat yang mampu menulis bab baru dalam sejarah sihir. Merupakan suatu kehormatan untuk menjadi mentornya.’
Jika mempertimbangkan pernyataan Profesor Glast sebelumnya, orang hampir tidak dapat memperkirakan betapa berbakatnya dia sebagai seorang individu.
Dibandingkan tahun lalu, angkatan mahasiswa baru tahun ini merupakan hasil panen yang melimpah.
Hampir tidak ada mahasiswa yang menonjol dari angkatan tahun lalu. Hanya Janica yang berhasil membangkitkan semangat tingkat tinggi yang berhasil menarik perhatian dekan.
Sebaliknya, nilai rata-rata menurun, dan bahkan ada seorang siswa yang dikeluarkan dari keluarganya karena memanipulasi ujian masuk. Bisa dibilang ini adalah generasi terburuk Kelas 1 sejauh ini.
“Tahun lalu terasa sangat gelap, tapi tahun ini tampaknya bersinar.”
Berharap nama besar Sylvania akan terangkat lagi, McDowell hendak menandatangani laporan tersebut.
“Dean. Permisi… tapi ada tamu yang datang.”
Sekretarisnya mengetuk pintu kantor. Ia telah menginstruksikan untuk tidak mengizinkan tamu tak terduga masuk selama jam kerja, tetapi tampaknya hal itu sudah dilupakan.
McDowell mendesah kesal dan hendak mengingatkan sekretarisnya ketika pintu terbuka sebelum dia sempat memberi izin.
Orang yang membuka pintu adalah kapten pengawal kerajaan, Knight Claire, bawahan langsung Putri Phoenia. Mengikutinya, Putri Phoenia masuk mengenakan gaun biru mudanya.
Dean McDowell terkejut dan menundukkan kepalanya cepat di hadapan hadirin kerajaan, lalu tiba-tiba menghentikan dirinya.
Ini adalah aula fakultas Sylvania.
Tempat di mana keutamaan belajar mendahului perbedaan pangkat.
Di luar aula ini, ia mungkin hanya warga negara biasa yang harus tunduk pada otoritas kerajaan, tetapi di sini, Dean McDowell adalah guru sang putri.
Meskipun ia tidak bisa mengabaikan sang putri, ia harus menghadapinya sebagai pendidiknya. Itulah keputusan kaisar yang mendirikan Sylvania.
Dean McDowell mengakhiri ucapannya yang menunjukkan rasa hormat hanya dengan menundukkan kepalanya.
“Apa yang membawa Yang Mulia ke aula fakultas pada jam seperti ini?”
“aku minta maaf karena tidak memberi tahumu sebelumnya, Dean McDowell.”
Meskipun bertubuh mungil, Putri Phoenia berdiri anggun dan duduk dengan sopan di sofa tamu kantor. Di belakangnya berdiri Ksatria Kerajaan Claire dan dua ksatria pengawal lainnya dengan tegap.
“aku ingin meminta nasihatmu. Bolehkah aku?”
Putri Phoenia, perwujudan belas kasih, bukanlah orang yang menindas orang lain dengan otoritas. McDowell sangat menyadari hal ini.
Meskipun demikian, ada alasan penting yang tersirat mengapa dia menerobos masuk ke kantor dekan tanpa pemberitahuan seperti ini untuk berbicara.
Bagaimanapun, Dean McDowell tidak punya pilihan selain mendengarkan apa yang dia katakan.
